menu

Rabu, 24 Oktober 2012

Berhenti dari Pekerjaan Tanpa Menyesal


Ghiboo.com - Memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan Anda adalah sulit dan Anda harus membuat keputusan tanpa penyesalan. Anda memiliki banyak waktu untuk mempertimbangkan dan diperlukan pro dan kontra.

Anda tidak pernah tahu apakah Anda dan orang yang Anda cinta akan bahagia. Sehingga meminta pendapat orang terdekat dan teman-teman cukup penting untuk meninggalkan pekerjaan Anda.

Berikut ada lima cara untuk berhenti dari pekerjaan Anda tanpa harus ada penyesalan yang dikutip dari eHow:

1. Luangkan waktu untuk mempertimbangkan berhenti dari pekerjaan Anda. Dengan demikian Anda bisa mengambil keputusan dan pilihan terbaik ke depan.

2. Bicarakan dengan keluarga dan teman-teman tentang keputusan Anda dan menerima masukan dari mereka. Orang-orang terkasih biasanya memiliki pandangan obyektif tentang hidup Anda dan mungkin dapat menawarkan bimbingan.

3. Pikirkan tentang apa yang terbaik bagi orang-orang tercinta yang akan terpengaruh bila Anda meninggalkan pekerjaan Anda. Anda tidak ingin melakukan sesuatu untuk diri Anda sekarang, tapi mengetahui orang yang Anda sayangi justru tidak senang dengan situasi baru mereka.

4. Cari tahu sebanyak mungkin tentang pekerjaan baru Anda sebelum Anda meninggalkan pekerjaan sekarang sehingga Anda membuat keputusan yang tepat.

5. Tinggalkan pekerjaan lama Anda secara baik-baik dengan mantan majikan dan rekan kerja. Ini akan meninggalkan performa baik Anda dengan perusahaan dan memastikan Anda memiliki referensi yang berharga untuk kemudian hari di karir Anda.

Tiga Kiat Bijak Mengatur Pengeluaran

Sering kali kita merasa gaji bulanan menguap begitu saja, tapi tidak tahu sebenarnya sudah digunakan untuk kebutuhan apa saja. Karena itulah kita perlu melakukan pengaturan pos-pos pengeluaran dengan baik, yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan kita. 

Berikut tip dalam mengatur pos pengeluaran:

1. Membuat catatan bulanan
Dengan melakukan catatan pengeluaran bulanan, kita bisa mendapat gambaran pasti, berapa besar pengeluaran kita setiap bulan. Selain jumlah, kita juga tahu pos pengeluaran mana yang paling besar menghabiskan pendapatan kita, apakah pos transportasi, hiburan, cicilan, dan sebagainya. Sebagai contoh, pengeluaran rutin orang yang sudah berkeluarga pasti akan lebih besar dibandingkan yang belum menikah atau tidak punya tanggungan.

2. Membuat skala prioritas
Setelah kita tahu besarnya masing-masing pos pengeluaran, kita kaji ulang apakah pengeluaran kita ini sudah "sehat"? Artinya, apakah kita sudah mendahulukan pengeluaran yang sifatnya lebih penting? Atau kebanyakan pengeluaran kita dihabiskan untuk pos foya-foya?

Dalam membuat skala prioritas, lakukan pengelompokan jenis pengeluaran. Yang pertama adalah pengeluaran cicilan bulanan, misalnya cicilan kendaraan bermotor atau KPR. Karena cicilan adalah utang dan utang adalah kewajiban, maka sisihkan segera untuk membayar cicilan tersebut begitu kita mendapatkan pendapatan bulanan. 

Pengelompokan berikutnya adalah pengeluaran rutin. Pengeluran rutin ini isinya bisa sangat bervariasi mulai dari biaya transportasi, belanja bulanan, zakat, hingga iuran sekolah anak (bagi yang sudah berkeluarga). Untuk yang belum berkeluarga, pengeluran rutin ini bisa menghabisknya sekitar 20% dari pendapatan bulanannya. Untuk yang berkeluarga, pengeluaran rutin biasanya adalah yang paling besar, bisa menghabiskan 30-50% dari penghasilan bulanan. 

Berikutnya adalah pengeluaran pribadi. Pengeluaran pribadi ini kadang tidak terukur dengan baik, sehingga sisa cicilan dan pengeluaran rutin akan langsung dihabiskan untuk pos ini. Padahal, ada pengeluaran lain yang skala prioritasnya di atas pengeluaran pribadi, yaitu pengeluaran untuk berinvestasi atau menabung. Yang termasuk dalam pengeluaran pribadi antara lain, pengeluaran untuk hobi, belanja pakaian dan sepatu, biaya pulsa telepon, langganan tv kabel, atau biaya keanggotaangym. Tidak ada yang salah dalam pengeluaran ini, namum pastikan kita juga memiliki kemampuan untuk berinvestasi.

3. Alokasi pendapatan
Setelah mengetahui pendapatan kita dipakai untuk kebutuhan apa saja, maka kita bisa melakukan alokasi pendapatan bulanan. Alokasi ini bisa sesederhana memisahkan masing-masing pos dengan amplop yang berbeda, atau memiliki akun tabungan yang terpisah khusus untuk cicilan dan investasi. Tujuan pemisahan ini adalah agar kita disiplin dengan pengeluaran untuk masing-masing pos. 

Semoga langkah-langkah di atas dapat membantu. Selamat mencoba.